Minggu, 31 Agustus 2014
Menimba Ilmu
https://www.google.co.id/search?q=gambar+menimba+ilmu&tbm
Dari anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang berangkat menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai pulang." (HR. at-Tirmidzi) Keterangan: Salahsatu biang keladi kelemahan unat Islam di masa modern ini adalah minimnya khazanah pengetahuan yang mereka kuasai. Umat Islam cenderung malas merebut harga berharga" ini sebagai bekal menggapai kemajuan. Padahal Islam sangat jelas menganjurkan bahkan mewajibkan setiap orang untuk berpetualang mencari ilmu. Masa muda merupakan masa paling tepat untuk menuntut ilmu. Sebab dimasa itulah setiap manusia mengalami "masa kejayaan". Tanpa menghiasi masa muda dengan menimba ilmu, maka ia ibarat sebatang pohon yang tidak disirami air dan disemai pupuk; dia akan layu. Demikian pula dengan otak yang perlu disegarkan dan diasah agar lebih tajam untuk menyerap ilmu. Segudang keutamaan disiapkan bagi siapa saja yang berminat untuk belajar. Allah tidak segan-segan "mengobral" pahala kepada setiap penuntut ilmu. Banyak sekali riwayat yang mengisyaratkan keagungan pencari ilmu. Sebab, dengan ilmu bisa dibangun kemaslahatan umat manusia di dunia dan akhirat. bahkan dalam hadist di atas, disebutkan setiap langkah mencari ilmu disejajarkan pahalanya dengan setiap ayunan langkah berperang di jalan Allah. Dalam islam tidak ada pembatasan ruang lingkup ilmu yang mesSemua ilmu bermanfaat untuk meningkatkan harkat dan memuluskan jalan manusia menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat wajib dkaji. Dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum sudah tidak berlaku lag. Ilmu agama tidak lebih tinggi tingkatannyadibandingkan ilmu umum, begitu pulaa sebaliknya.Sebab, pedoman yang hakiki adalah niat. semakin tulus niat, semakin tinggi kualitas ilmunya. Mencari ilmu agama pun jika pamrihnya adalah duniawimaka akan menurunkan derajat ilmu tersebut. Sebaliknya, mencerap ilmu umum pun kalau dilandasi niat mencari ridha Allah tentu akan mengangkat derajat ilmu tersebut.
Sumber : 40 HADITS SHAHIH
Muda Mudi yang Dicintai Nabi
Alaik S.
Pustaka Pesantren 2011
Selasa, 26 Agustus 2014
Gunung Guntur Garut
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Guntur)
Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan
hiking yang sangat mengesankan dan memberikan pengalaman yang tak akan pernah
lupa. Kali ini saya bercerita tentang pendakian ke Gunung Guntur Garut, GunungGuntur adalah sebuah gunung yang terdapat di wilayah barat Garut, Jawa Barat,
dengan ketinggian 2.249 meter dpl.
Gunung Guntur terletak di lokasi geografi :
07 derajat 08'30" LS dan 107 derajat 20' BT.
Gunung Guntur mempunyai kawasan hutan
Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas,
hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Gunung Guntur merupakan salah satu gunung berapi
paling aktif pada dekade 1800-an. Tapi sejak itu aktivitasnya kembali menurun.
Erupsi Gunung Guntur pada umumnya disertai dengan lelehan lava, lapili dan objek
material lainnya.
Erupsi Gunung Guntur yang tercatat adalah pada
tahun 1847, 1843, 1841, 1840, 1836, 1834-35, 1833, 1832, 1832, 1829, 1828,
1827, 1825, 1818, 1816, 1815, 1809, 1807, 1803, 1800, 1780, 1777, 1690.
Awalnya waktu itu saya hanya di ajak teman,
katanya ia dan temannya akan mendaki Gunung Guntur untuk merayakan HUT RI
disana, awalnya aku kurang antusias, karena kondisi badan saya lagi kurang fit
dan belum persiapan sebelumnya, akhirnya teman saya yang satunya lagi
malam-malam sms saya, katanya kita harus jadi berangkat, ya udah saya persiapan
seadanya dan mengajak beberapa sahabat-sahabat saya, keesokan harinya aku dan
temanku mencari-cari tenda karena belum ada, nyari sana-situ akhirnya jurus
terakhir kami hanya bisa nyewa ke tempat penyewaan alat-alat hiking diantaranya
tenda, kebetulan teman saya ada yang baru pulang dari Gunung Guntur yaitu Sri
dan adiknya, kebetulah aku sewa langsung ke tempat penyewaan tersebut. Malam harinya
aku persiapan, kontekan sama teman gimana nih persiapan besok, perbekalan dan
lainnya, akhirnya keesokan harinya aku mempersiapkan beberapa pakaian,
alat-alat memasak, konsumsi, baju hangat, obat, dan semuanya harus lengkap,
karena disana kan gak ada supermarket kalau sampai ada yang kurang mau nyari dimana...
ya...meskipun disana kita banyak teman yang pastinya akan saling membantu dan
memberi apa yang kurang, yang tidak ada pasti lah akan saling melengkapi.
Pagi tanggal 16 Agustus 2014,
cuaca yang cerah menyambut kami untuk melakukan aktivitas yang akan sangat
mengurah energi untuk bisa sampai ketempat tujuan nanti, Gunung Guntur.
Aku kontekan teman-teman yang
akan ikut, namun diantaranya Uus tidak bisa ikut karena ada halangan yang
membuat dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya tersebut, aku kontek lagi
Wildan, katanya dia siap ikut meskipun dadakan dia sangat antusias sekali, oke
fix... yang jadi ikut saya, Zam Zam dan Wildan. Wah, hanya bertiga? Gak ko,
kami berangkat hanya bertiga namun masih banyak grup yang pada hari itu yang
kebetulan merayakan HUT RI di Gunung Guntur.
Pagi itu, teman saya Zam Zam
sudah datang ke tempat kost saya, dia cuman nitip tas nya saja, karena dia mau
menghadiri acara perkawinan dulu katanya, memang rencana keberangkatan kita
sepakat jam 2 siang, jadi masih banyak waktu untuk prepare, hari sudah siang, saya dan Wildan sudah nunggu di kosan
beberapa waktu, sudah mempersiapkan perlengkapan yang harus dibawa, tepat pukul
13 lebih Zam Zam datang juga, kami pun siap untuk berangkat. Di perjalanan kami
pun tak lupa untuk mendokumentasikan moment ini, karena kita berangkatnya siang
cuaca cukup lumayan panas, kami pun berjalan sambil mencari warung makan untuk
bekal di perjalanan atau tiba di puncak gunung jadi kita gak perlu lagi masak.
Kami berjalan dari tempat kost
sampai Simpang Lima dan angkot jurusan Cipanas sudah menyambut, kami ppun
langsung naik dan di perjalanan kami ngobrol-ngobrol sama ibu-ibu, yaaa.. dia
baik sekali nanya kita mau kemana, dengan siapa, bahkan katanya hati-hati kalau
sudah sampai disana, semoga tidak terjadi dengan hal-hal yang tidak si
inginkan, amin, kata kami.
Tiba di Tarogong, kami turun dari
angkot dan kami pun harus naik angkot lagi jurusan Tanjung, karena kita janjian
sama teman yang ngajak katanya kita ketemu di SPBU Tanjung, ako, kami pun naik
angkot jurusan Tanjung, tiba di SPBU Tanjung dan mencari teman saya, ternyata
dia belum juga datang, padahal kita sudah on
time jam 2, kami pun sambil mennggu mencari tempat berteduh karena cuaca
semakin panas, sudah hampir setengah jam lebih kami menunggu, namun teman saya
tak kunjung datang pula, saya pun bertanya kepada warga sekitar jarak yang
ditempuh katanya masih jah, dan kebetulan saya bertemu dengan salahseorang yang
akan mendai pula, di juga sama nungguin temannya dari Jakarta, ya.. daripada nunggu
lama, akhirya dia pun gabung sama kami dan memutuskan untuk berangkat daripada
nunggu teman saya yang belum tentu jam berapa tiba di lokasi, kebetulan Ikbal
sudah tau treknya, jadi kita aman-aman saja gak takut nyasar.
Kami berjalan pelan sambil menunggu
truk yang lewat agar bisa kami tumpangi dan sudah sekian lam jalan kaki, datang
juga truk kosong yng akan mmbawa kami sampi ke Citiis, Alhamdulillah sekian
lama perjalanan sampai juga di Citiis, kami pun menyusuri semak-semak dan
disana ada air yang cukup lumayan untuk istirahat dan kami pun solat disana.
Nah, bagi para traveler yang akan
mendaki Gunung Guntur, kalau dari Tanjung bisa langsung naik Truk pengangkut
pasir, lumayan sampai Citiis, karena dari Citiis kita bisa memulai pendakian,
kalau jalan kaki dari Tanjung ke Citiis lumayan jauh dan apalagi kalau
berangkatnya siang atau sore hari, nantinya pas di trek pendakian bakal
kemalaman, diusahakan berangkat pagi.
Ya, itu
tips dari saya, kita lanjut ceritanya, Kami pun mengabadikan moment kita untuk berfoto-foto, dan
sambil di perjalanan lumayan cukup menantang karena hanya jalan setapak dan
tebing yang cukup lumayan curam. Kami dari Citiis kira-kira pukul 4 sore, tiba
di pos volunter setengah 5 sore, kami pun mendata diri, dan melanjutkan
perjalanan karena hari sudah mulai gelap, kita sudah memulai trek yang cukup
menantang, menyusuri ilalang, waaa puncak bayangan sudah terlihat jelas, dan
rasa lelah sudah terasa, kami pun berhenti sejenak untuk membuka perbekalan. Ternyata
banyak diantara kita yang mendaki, saya tidak bisa membayangkan, rame juga
apalagi nanti tiba di puncak, saya pikir gitu. Saya dan teman teman sudah
mendaki di tebing yang menegangkan, waktu sudah terdengar adzan magrib, dan
kami pun berhenti sejenak, hari sudah mulai gelap, kami melanjutkan pendakian
dengan susah payah dan dari ata puncak banyak yang nyalain senter, wah luar
biasa rame sekali, tak lupa kami melihat pemandangan kota Garut yang gemerlap
dengan cahaya lampu di perkotaan, sungguh indah luar biasa. Saya dan teman saya
yang lainnya berjalan merayap karena tebing yang ekstrim dan sekali lengah kita
akan terpeleset, namun jangan khawatir banyak ilalang untuk pegangan saat
berjalan, hari sudah sangat gelap dan trek yang kami lewati sudah samar-samar
terlihat, untungnya banyak yang bawa senter dan aku pun pakai senter dari
handphone, tak terasa berjalan merayan dari tebing akhirnya tiba di puncak 1
dan pemandangan pun terlihat jelas, banyak tenda , dan lampu-lampu bercahaya,
kami menyusuri perkemahan untuk mencari tempat mendirikan tenda, akhirnya dapat
pula di bawah puncak 2 disana pun banyak orang yang telah mendirikan tenda.
Setelah selesai mendirikan tenda,
kami pun membuka perbekalan dan makan-makan, untuk mengganti tenaga yag sudah
terkuras habis di tebing tadi. Karena di puncak tidak ada sumber air, maka kami
pun sudah persiapan membawa beberapa botol air yang dibawa dari Citiis, kami
pun harus tayamum untuk melaksanakan sholat.
Jam 9 malam, kami puntidur, namun
semalaman kami tidak bisa tidur, tengah malam kami masak nasi saja dan tiba
waktu subuh, kami sholat dan bergegas sarapan, dan juga berkemas membongkar
tenda, perjalanan kami dilanjutkan menuji puncak 2, disana ada upacara
pengibaran bendera, kabut menyelimuti puncak tersebut, kami mencari teman yang
namanya Eka, namun gak ketemu juga, ah...dia yang ngajak, tapi kita gak ketemu
juga. Waktu menunjukan pukul 7 pagi matahari sudah mulai muncul dan upacara
dimulai, setelah kabut hulang, akhirnya puncak 3 mulai terlihat, kami pun
penasaran jika tidak sampai puncak 3, akhirnya kami bareng yang lannya menuju
puncak 3 yang lumayan cukup dekat dari puncak 2, waaaahhh...... tiba di puncak
3 kami disambut dengan awan kinton yang cukup indah, awan yang terlihat putih,
lembut namun tebal, terlihat Gunung Papandayan, Gunung Cikurai, dan
Gunung-Gunung lainnya. Serasa di negeri awan, perjalanan kemarin terbayar sudah
dengan pemandangan yang memanjakan mata dan pikiran dari strress.
Kami pun tak lupa untuk
berfoto-foto, karena di puncak 3 banyak sekali orang dari berbagai ras, suku,
dan daerah, kami bisa berkenalan dan berkuka ria menyaksikan awan kointon yang
sangat indah.
(Pemandangan dari puncak 3)
Waktu sudah pukul 9 kami pun
sudah puas untuk menikmati keindahan di puncak 3, kami pun mulai turun dan
mencari Eka yang dari kemari kami tinggalkan, eh, ketemu juga sama dia, dia
camp di puncak 1 katanya nyampe jam 11 malam, kami pun makan-makan dulu di
tempat camp Eka dengan kawan-kawannya, namun kami memilih untuk memasak mi
instan di bawah pohon sambil tiduran, ternyata banyak juga yang mendaki gunung
Guntur pas perayaan HUT RI 69, katanya ada sekitar 700 orang lebih, cukup puas
dan tak akan terlupakan.
(di puncak 2)
Setelah kami makan-makan, dan
tenaga sudah mulai terisi, kami meluncur untuk turun gunung dengan gulusuran
dari atas sampai bawah, turun gunung hanya memakan waktu kurang lebih setengah
jam, tiba di Citiis kami istirahat dan bersih-bersih karena banyak debu, kami
pun melanjutkan perjalanan dan tiba di pertambangan pasir, kebetulan ada truk
yang mengangkut para pendaki, kami pun ikut dan membayar ongkos. Tiba di Tanjung
tempat kemarin kita nunggu, dankami pun pulang, selamat sampai tujuan. Perayaan
17 Agustus ke 69 ini menjadi kenangan terindah bersama teman temanku Zam Zam,
Wildan, Eka, Ikbal, dan semua orang yang kenal di puncak Gunung Guntur.
Langganan:
Postingan (Atom)