Selasa, 26 Agustus 2014

Gunung Guntur Garut




(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Guntur)

Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan hiking yang sangat mengesankan dan memberikan pengalaman yang tak akan pernah lupa. Kali ini saya bercerita tentang pendakian ke Gunung Guntur Garut, GunungGuntur adalah sebuah gunung yang terdapat di wilayah barat Garut, Jawa Barat, dengan ketinggian 2.249 meter dpl.
Gunung Guntur terletak di lokasi geografi : 07 derajat 08'30" LS dan 107 derajat 20' BT.
Gunung Guntur merupakan salah satu gunung berapi paling aktif pada dekade 1800-an. Tapi sejak itu aktivitasnya kembali menurun. Erupsi Gunung Guntur pada umumnya disertai dengan lelehan lava, lapili dan objek material lainnya.
Erupsi Gunung Guntur yang tercatat adalah pada tahun 1847, 1843, 1841, 1840, 1836, 1834-35, 1833, 1832, 1832, 1829, 1828, 1827, 1825, 1818, 1816, 1815, 1809, 1807, 1803, 1800, 1780, 1777, 1690.
Awalnya waktu itu saya hanya di ajak teman, katanya ia dan temannya akan mendaki Gunung Guntur untuk merayakan HUT RI disana, awalnya aku kurang antusias, karena kondisi badan saya lagi kurang fit dan belum persiapan sebelumnya, akhirnya teman saya yang satunya lagi malam-malam sms saya, katanya kita harus jadi berangkat, ya udah saya persiapan seadanya dan mengajak beberapa sahabat-sahabat saya, keesokan harinya aku dan temanku mencari-cari tenda karena belum ada, nyari sana-situ akhirnya jurus terakhir kami hanya bisa nyewa ke tempat penyewaan alat-alat hiking diantaranya tenda, kebetulan teman saya ada yang baru pulang dari Gunung Guntur yaitu Sri dan adiknya, kebetulah aku sewa langsung ke tempat penyewaan tersebut. Malam harinya aku persiapan, kontekan sama teman gimana nih persiapan besok, perbekalan dan lainnya, akhirnya keesokan harinya aku mempersiapkan beberapa pakaian, alat-alat memasak, konsumsi, baju hangat, obat, dan semuanya harus lengkap, karena disana kan gak ada supermarket kalau sampai ada yang kurang mau nyari dimana... ya...meskipun disana kita banyak teman yang pastinya akan saling membantu dan memberi apa yang kurang, yang tidak ada pasti lah akan saling melengkapi.
Pagi tanggal 16 Agustus 2014, cuaca yang cerah menyambut kami untuk melakukan aktivitas yang akan sangat mengurah energi untuk bisa sampai ketempat tujuan nanti, Gunung Guntur.
Aku kontekan teman-teman yang akan ikut, namun diantaranya Uus tidak bisa ikut karena ada halangan yang membuat dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya tersebut, aku kontek lagi Wildan, katanya dia siap ikut meskipun dadakan dia sangat antusias sekali, oke fix... yang jadi ikut saya, Zam Zam dan Wildan. Wah, hanya bertiga? Gak ko, kami berangkat hanya bertiga namun masih banyak grup yang pada hari itu yang kebetulan merayakan HUT RI di Gunung Guntur.
Pagi itu, teman saya Zam Zam sudah datang ke tempat kost saya, dia cuman nitip tas nya saja, karena dia mau menghadiri acara perkawinan dulu katanya, memang rencana keberangkatan kita sepakat jam 2 siang, jadi masih banyak waktu untuk prepare, hari sudah siang, saya dan Wildan sudah nunggu di kosan beberapa waktu, sudah mempersiapkan perlengkapan yang harus dibawa, tepat pukul 13 lebih Zam Zam datang juga, kami pun siap untuk berangkat. Di perjalanan kami pun tak lupa untuk mendokumentasikan moment ini, karena kita berangkatnya siang cuaca cukup lumayan panas, kami pun berjalan sambil mencari warung makan untuk bekal di perjalanan atau tiba di puncak gunung jadi kita gak perlu lagi masak.
Kami berjalan dari tempat kost sampai Simpang Lima dan angkot jurusan Cipanas sudah menyambut, kami ppun langsung naik dan di perjalanan kami ngobrol-ngobrol sama ibu-ibu, yaaa.. dia baik sekali nanya kita mau kemana, dengan siapa, bahkan katanya hati-hati kalau sudah sampai disana, semoga tidak terjadi dengan hal-hal yang tidak si inginkan, amin, kata kami.
Tiba di Tarogong, kami turun dari angkot dan kami pun harus naik angkot lagi jurusan Tanjung, karena kita janjian sama teman yang ngajak katanya kita ketemu di SPBU Tanjung, ako, kami pun naik angkot jurusan Tanjung, tiba di SPBU Tanjung dan mencari teman saya, ternyata dia belum juga datang, padahal kita sudah on time jam 2, kami pun sambil mennggu mencari tempat berteduh karena cuaca semakin panas, sudah hampir setengah jam lebih kami menunggu, namun teman saya tak kunjung datang pula, saya pun bertanya kepada warga sekitar jarak yang ditempuh katanya masih jah, dan kebetulan saya bertemu dengan salahseorang yang akan mendai pula, di juga sama nungguin temannya dari Jakarta, ya.. daripada nunggu lama, akhirya dia pun gabung sama kami dan memutuskan untuk berangkat daripada nunggu teman saya yang belum tentu jam berapa tiba di lokasi, kebetulan Ikbal sudah tau treknya, jadi kita aman-aman saja gak takut nyasar.
Kami berjalan pelan sambil menunggu truk yang lewat agar bisa kami tumpangi dan sudah sekian lam jalan kaki, datang juga truk kosong yng akan mmbawa kami sampi ke Citiis, Alhamdulillah sekian lama perjalanan sampai juga di Citiis, kami pun menyusuri semak-semak dan disana ada air yang cukup lumayan untuk istirahat dan kami pun solat disana.
Nah, bagi para traveler yang akan mendaki Gunung Guntur, kalau dari Tanjung bisa langsung naik Truk pengangkut pasir, lumayan sampai Citiis, karena dari Citiis kita bisa memulai pendakian, kalau jalan kaki dari Tanjung ke Citiis lumayan jauh dan apalagi kalau berangkatnya siang atau sore hari, nantinya pas di trek pendakian bakal kemalaman, diusahakan berangkat pagi.
Ya, itu tips dari saya, kita lanjut ceritanya, Kami pun mengabadikan moment kita untuk berfoto-foto, dan sambil di perjalanan lumayan cukup menantang karena hanya jalan setapak dan tebing yang cukup lumayan curam. Kami dari Citiis kira-kira pukul 4 sore, tiba di pos volunter setengah 5 sore, kami pun mendata diri, dan melanjutkan perjalanan karena hari sudah mulai gelap, kita sudah memulai trek yang cukup menantang, menyusuri ilalang, waaa puncak bayangan sudah terlihat jelas, dan rasa lelah sudah terasa, kami pun berhenti sejenak untuk membuka perbekalan. Ternyata banyak diantara kita yang mendaki, saya tidak bisa membayangkan, rame juga apalagi nanti tiba di puncak, saya pikir gitu. Saya dan teman teman sudah mendaki di tebing yang menegangkan, waktu sudah terdengar adzan magrib, dan kami pun berhenti sejenak, hari sudah mulai gelap, kami melanjutkan pendakian dengan susah payah dan dari ata puncak banyak yang nyalain senter, wah luar biasa rame sekali, tak lupa kami melihat pemandangan kota Garut yang gemerlap dengan cahaya lampu di perkotaan, sungguh indah luar biasa. Saya dan teman saya yang lainnya berjalan merayap karena tebing yang ekstrim dan sekali lengah kita akan terpeleset, namun jangan khawatir banyak ilalang untuk pegangan saat berjalan, hari sudah sangat gelap dan trek yang kami lewati sudah samar-samar terlihat, untungnya banyak yang bawa senter dan aku pun pakai senter dari handphone, tak terasa berjalan merayan dari tebing akhirnya tiba di puncak 1 dan pemandangan pun terlihat jelas, banyak tenda , dan lampu-lampu bercahaya, kami menyusuri perkemahan untuk mencari tempat mendirikan tenda, akhirnya dapat pula di bawah puncak 2 disana pun banyak orang yang telah mendirikan tenda.
Setelah selesai mendirikan tenda, kami pun membuka perbekalan dan makan-makan, untuk mengganti tenaga yag sudah terkuras habis di tebing tadi. Karena di puncak tidak ada sumber air, maka kami pun sudah persiapan membawa beberapa botol air yang dibawa dari Citiis, kami pun harus tayamum untuk melaksanakan sholat.
Jam 9 malam, kami puntidur, namun semalaman kami tidak bisa tidur, tengah malam kami masak nasi saja dan tiba waktu subuh, kami sholat dan bergegas sarapan, dan juga berkemas membongkar tenda, perjalanan kami dilanjutkan menuji puncak 2, disana ada upacara pengibaran bendera, kabut menyelimuti puncak tersebut, kami mencari teman yang namanya Eka, namun gak ketemu juga, ah...dia yang ngajak, tapi kita gak ketemu juga. Waktu menunjukan pukul 7 pagi matahari sudah mulai muncul dan upacara dimulai, setelah kabut hulang, akhirnya puncak 3 mulai terlihat, kami pun penasaran jika tidak sampai puncak 3, akhirnya kami bareng yang lannya menuju puncak 3 yang lumayan cukup dekat dari puncak 2, waaaahhh...... tiba di puncak 3 kami disambut dengan awan kinton yang cukup indah, awan yang terlihat putih, lembut namun tebal, terlihat Gunung Papandayan, Gunung Cikurai, dan Gunung-Gunung lainnya. Serasa di negeri awan, perjalanan kemarin terbayar sudah dengan pemandangan yang memanjakan mata dan pikiran dari strress.
Kami pun tak lupa untuk berfoto-foto, karena di puncak 3 banyak sekali orang dari berbagai ras, suku, dan daerah, kami bisa berkenalan dan berkuka ria menyaksikan awan kointon yang sangat indah.
 
(Pemandangan dari puncak 3)

Waktu sudah pukul 9 kami pun sudah puas untuk menikmati keindahan di puncak 3, kami pun mulai turun dan mencari Eka yang dari kemari kami tinggalkan, eh, ketemu juga sama dia, dia camp di puncak 1 katanya nyampe jam 11 malam, kami pun makan-makan dulu di tempat camp Eka dengan kawan-kawannya, namun kami memilih untuk memasak mi instan di bawah pohon sambil tiduran, ternyata banyak juga yang mendaki gunung Guntur pas perayaan HUT RI 69, katanya ada sekitar 700 orang lebih, cukup puas dan tak akan terlupakan.
(di puncak 2)

Setelah kami makan-makan, dan tenaga sudah mulai terisi, kami meluncur untuk turun gunung dengan gulusuran dari atas sampai bawah, turun gunung hanya memakan waktu kurang lebih setengah jam, tiba di Citiis kami istirahat dan bersih-bersih karena banyak debu, kami pun melanjutkan perjalanan dan tiba di pertambangan pasir, kebetulan ada truk yang mengangkut para pendaki, kami pun ikut dan membayar ongkos. Tiba di Tanjung tempat kemarin kita nunggu, dankami pun pulang, selamat sampai tujuan. Perayaan 17 Agustus ke 69 ini menjadi kenangan terindah bersama teman temanku Zam Zam, Wildan, Eka, Ikbal, dan semua orang yang kenal di puncak Gunung Guntur.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar