Di zaman
seperti ini cari kerja itu gampang-gampang susah, apalagi jika kita yang tidak
memiliki skill khusus di bidang tertentu dan hanya mengandalkan “selembar
ijazah” mungkin bukan lagi menjadi andalan di zaman sekarang, tidak sedikit sarjana
yang nganggur, lapangan pekerjaan yang sempit, tidak memiliki jaringan khusus untuk
bisa menempati posisi tertentu dalam sebuah perusahaan memang sangat susah
sekali. Dunia terbalik, yang belum kerja susah payahnya mencari pekerjaan apply lamaran kesana kemari, tapi belum
juga diberi kesempatan, ada juga orang yang sudah kerja, gaji lumayan, tapi
masih ngeluh dengan job desc. yang ia kerjakan, memang namanya manusia merasa
tidak puas dan kurang mensyukuri apa yang telah kita dapatkan saat ini, sibuk
mencari perhatian dari orang lain dengan update
di media sosial, ngeluh lah, ini lah, itu lah, padahal masih banyak
orang-orang yang menginginkan suatu pekerjaan, tapi kita sering lupa syukur
atas nikmat-Nya.
Masalah
gaji, tentu setiap daerah, setiap provinsi memiliki standar gaji tertentu,
kadang kala kita merasa gengsi jika lulusan sarjana dengan gaji kecil, memang
tidak sedikit yang seperti itu. Untuk mendapatkan gaji yang besar, pasti kerjaan
itu tidaklah mudah, butuh perjuangan, butuh proses, dan lain sebagainya. Pengalaman teman saya juga kerja di suatu perusahaan ternama, ia pergi pagi pulang malam,
ngeluh sudah pasti, tapi mau bagaimana lagi sudah menjadi tuntutan pekerjaan, sudah
pasti gajinya besar. Apa yang ia korbankan untuk mendapatkan pekerjaan
tersebut? Mungkin waktu dia dihabiskan untuk bekerja, kadang untuk bertemu juga
dengan teman yang lainnya sudah jarang bahkan sulit karena alasan pekerjaan.
Ada
juga pengalaman seseorang yang rela keluar dari tempat kerjanya hanya demi keberkahan
yang ia dapatkan. Ya, keberkahan dari pekrjaan yang ia kerjakan selama itu
tidak merasakan keberkahan yang berarti, setiap gaji yang ia terima selalu
cepat habis, setiap hari pikiran dan hatinya tidak tenang, selalu dihantui
dengan perasaan bersalah pada orang lain, terlalu banyak memprioritaskan
duniawi dan mengesampingkan urusan akhirat, gaji yang ia terima seperti angin
yang lewat, habis tidak jelas. Sudah pasti, bahwa pekerjaan tersebut mungkin
tidak berkah atau dengan sistem riba dan lain sebagainya, entahlah hanya dia
yang tau.
Setelahnya
itu, ia berpindah profesi dan bekerja di tempat lain, alhasil dari pekerjaannya
tersebut ia merasa tenang meskipun gajinya tidak seberapa, tapi keberkahan yang
ia dapatkan. Tenang hati, tenang pikiran, dan ia kerja berdasarkan kemampuannya
sendiri. Banyak orang yang rela mengesampingkan urusan duniawi hanya dengan
urusan pekerjaan, jabatan, gaji, loyalitas pada perusahaan, bahkan saling sikut
dengan orang lain untuk memposisikan dirinya sebagai orang penting di suatu
pekerjaan. Tidak memikirkan uang yang dihasilkannya tersebut berkah atau tidak,
yang terpenting uang, kebutuhan terpenuhi, dan berada di posisi aman.
Bagi
teman-teman yang saat ini sedang dilema dalam mencari pekerjaan, semoga bisa
mengambil hikmah dibalik semua ini, karena rezeki orang itu sudah ada
takarannya masing-masing, selalu bersyukur, berdo’a dan ikhtiar. Bagi yang
sudah dapat pekerjaan, jangan banyak ngeluh, bersyukur juga, jangan banyak
melihat ke atas, lihatlah yang dibawah, karena masih banyak yang orang yang
membutuhkan pekerjaan yang layak. Selalu positif thinking, pasti ada hikmah dibalik semua cobaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar