Rabu, 31 Mei 2017

Perjalanan Hidup 7 Tahun



 Foto Herman Herdiansyah.

Rasanya baru kemarin aku tinggal di kota yang penuh kenangan ini, kota dimana aku banyak belajar tentang kehidupan dan pendewasaanku mulai tumbuh di kota ini. Garut, adalah kota tercinta yang memberikan cerita dalam kehidupanku. Kalau diingat-ingat 7 tahun yang lalu saya datang ke kota ini dengan tujuan untuk melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi yang ada di kota Garut, impian yang aku cita-citakan sejak kelas 2 SMK dulu akhirnya bisa tercapai, meskipun aku akan kuliah dan itupun tidak mengeluarkan biaya, untuk awal-awalnya aku masih beradaptasi dengan lingkungan baruku tersebut. Seiring begantinya hari dan waktu terus berlalu, namaun sepertinya rasa gundah dan merasa tidak betah dengan situasi dan kondisi seperti itu. Rasanya seperti terkurung dalam penjara, tidak bebas dan seolah aku harus mengikuti peraturan yang Anda.
                Tapi, setelah aku pikir panjang, aku memutuskan untuk pulang kembali dan entah amsa depanku akan seperti apa nantinya jika tidak kuliah. Namun, pihak orang tuaku tidak menyetujui keputusanku ini, dengan langkah berani dan menempuh resiko kedepannya, aku disarankan untuk memilih tempat kuliah yang aku inginkan, akhirnya pilihanku tertuju pada salah satu Universitas yang ada di Garut. Meskipun aku dan ornag tua berjuang untuk membiayai hidup sehari-hari, mulai dari bayar uang kost, bayar kuliah dan lain-lain. Mungkin jika aku memilih tempat kuliah pilihan orang tuaku, tidak akan mengeluarkan biaya banyak bahkan aku bisa kuliah gratis, namun tekan yang kuat dan aku tidak ingin menghadapi aturan yang berlebihan dan membuat aku tertekan dengan kondisi tersebut, dan resiko biaya kuliah pun menjadi beban orang tua dan saya.
                Singkat cerita, aku daftar dengan teman sekolah saya yang kebetulan sedang berada di garut, dan ia pun akan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi yang berbeda. Kulangkahkan niatku untuk bisa masuk perguruan tinggi yang aku inginkan, masuk ke lorong kampus dan aku terpikat dengan jurusan yang sepertinya aku bisa memilihnya sebagai jurusan kuliahku ini. Tidak menunggu lama, aku daftar dan membayar uang pendaftaran. Selesai sudah proses pendaftaran dan tinggal menunggi seleksi. Setelah itu, aku kembali ke tempat dimana saya tinggal sementara di salah satu kampus, keesokan harinya aku izin untuk pulang dan meskipun agak sedikit dicegah, namun inilah keputusanku. Akhirnya aku bisa kembali ke rumah dan mempersiapkan untuk mengikuti tes di kampus yang aku pilih. Awalnya aku ingin masuk kuliah kesehatan, tapi saya pikir-pikir takut nantinya biaya tidak tercukupi, dan memutuskan untuk kuliah di tempat lan.
                Panggilan tes pun sudah saya terima, tidak menunggu lama dan hari itu pun aku berangkat dari rumah ke Garut kota dan menempuh waktu 3 jam lebih harus berangkat subuh agar sampai di lokasi tes pagi. Tes berlangsung lancar dan hari itu juga diumumkan, akupun lulus tes dan itupun gelombang terakir aku ikuti. Selanjutnya, aku mengikuti OSPEK dan memberanikan diri untuk datang ke Garut sendiri mencari tempat kost, dan akhirnya aku dapat tempat kost yang cukup strategis, murah, dan bertemu dengan teman sekolahku dulu. Hari demi hari kulewati dengan penuh suka dan duka, sampai biaya kuliah pun sering dicicil, terlambat adalah problema setiap semesterku yang harus dihadapi. Namun, perjuanganku tidak terhenti sampai disitu, keinginan yang kuat untuk bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik, akupun berusaha sebisa mungkin meringankan biaya hidup dengan berjualan, meskipun keuntungannya tidak seberapa, namun kerja kerasku berbuah hasil. Setetes keringat dan setiap langkah aku lakukan hanya untuk mendapat pundi-pundi rupiah hanya untuk menambah biaya kuliah, biaya kost dan makan sehari-hari.
                Tahun dari tahun berlalu, akupun banyak memiliki kenalan, yaitu teman-temanku yang banyak membantu baik secara materi maupun moril. Alhamdulillah sampai saat ini jasa mereka selalu kuingat, aku bisa pinjam uang untuk biaya kuliah yang sering telat di kirim orang tua, terkadang di kampus pun jika teman-teman ngajak nongkrong atau jajan, aku sering memberi alasan bahwa aku sedang puasa atau sudah kenyang, padahal uangku takut tidak cukup untuk nanti, besok dan seterusnya. Tapi, kadang-kadang aku juga suka ikut makan-makan dengan uangku yang lebih. Dan di semester 5 aku pun mendapatkan beasiswa, Alhamdulillah sampai selesai kuliah aku tidak membayar biaya ke kampus. Hanya waktu wisuda saja saya membayar biaya dan itupun tidak lebih dari 1 juta. Masa skripsi aku pun penuh dengan tantangan, namun bisa kulewati sampai saya bisa lulus tepat waktu.
                Selesainya kuliah, aku pun tidak mudah mendapatkan pekerjaan, akhirnya aku muali berbisnis kerajinan tangan bersama sahabatku, Alhamdulillah dari hasilnya bisa buat bayar kost dan makan sehari-hari, selain itu juga di moment Ramadhan aku gunakan untuk berjualan kolak, meskipun tidak berlangsung lama, aku mendapatkan pekerjaan dan harus pergi ke Jakarta menempuh training. Kurang lebih 1 setengah bulan, dan aku kembai ke Garut untuk menjalani masa kontrak kerja selama setahun. Selesai kontrak, pekerjaan ku tidak di perpanjang lagi karena alasan tertentu. Dan akhirnya aku beralih profesi menjadi penulis artikel, dan penghasilanku sehari-hari terpenuhi dari menulis.
                Sampai sekarang masa-masa itu selalu aku kenang, suka dan duka kulewati dengan begitu indah, dan setiap proses itu aku lewati dengan penuh kesabaran, keyakinan yang kuat dan suatu saat nanti aku akan menjadi orang sukses, entah kapan dan dimana hal itu akan terjadi. Namun, aku pasti yakin, Allah akan memberikan jalan terbaik bagi setiap hambanya yang sabar. Hidup ini memang keras, perlu adanya perjuangan untuk menyertai jalan hidup ini, tidak ada orang sukses yng tidak meninggalkan kenagan pahit dalam hidupnya. Jika sukses nanti, ada banyak cerita dan kenangan yang bisa dibagi kepada orang lain sebagi motivasi hidup. Terima kasih selama 7 tahun ini aku bisa melewati berbagai halang rintangn kehidupan, semoga di thaun ini juga aku mendapatkan pekerjaan yang layak, bisa menghidupi keluarga dan memberi kebahagiaan bagi orang-orang yang aku cintai. Terima kasih juga kawan-kawan yang selalu mendukung aku dari awal sampai sekarang, jasa-jasa kalian akan selalu terkenang. Meskipun aku tidak bisa membayarnya dengan uang, tapi kalian selalu ada dalam doa-doaku, terima kasih juga kepada orang tua dan keluarga yng sangat berperan penting dalam kehidupanku ini, doa dan materi yang kalian berikan sangat membantu sekali.
                Semoga tulisan ini dapat menginspirasi bagi pembaca semunya, bahwa hidup itu jangan dibut rumit, jalani apa adanya, dan jika kita ingin berubah, maka rubahlah situasi kalian sat ini, insy Allah ada jalan bagi setiap orang-orang yang soleh dan sabar dalam menjalani hidup yang penuh cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar