Rasanya baru
kemarin aku tinggal di kota yang penuh kenangan ini, kota dimana aku banyak
belajar tentang kehidupan dan pendewasaanku mulai tumbuh di kota ini. Garut,
adalah kota tercinta yang memberikan cerita dalam kehidupanku. Kalau
diingat-ingat 7 tahun yang lalu saya datang ke kota ini dengan tujuan untuk
melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi yang ada di kota Garut,
impian yang aku cita-citakan sejak kelas 2 SMK dulu akhirnya bisa tercapai, meskipun
aku akan kuliah dan itupun tidak mengeluarkan biaya, untuk awal-awalnya aku
masih beradaptasi dengan lingkungan baruku tersebut. Seiring begantinya hari
dan waktu terus berlalu, namaun sepertinya rasa gundah dan merasa tidak betah
dengan situasi dan kondisi seperti itu. Rasanya seperti terkurung dalam
penjara, tidak bebas dan seolah aku harus mengikuti peraturan yang Anda.
Tapi, setelah aku pikir panjang,
aku memutuskan untuk pulang kembali dan entah amsa depanku akan seperti apa
nantinya jika tidak kuliah. Namun, pihak orang tuaku tidak menyetujui
keputusanku ini, dengan langkah berani dan menempuh resiko kedepannya, aku
disarankan untuk memilih tempat kuliah yang aku inginkan, akhirnya pilihanku
tertuju pada salah satu Universitas yang ada di Garut. Meskipun aku dan ornag
tua berjuang untuk membiayai hidup sehari-hari, mulai dari bayar uang kost, bayar
kuliah dan lain-lain. Mungkin jika aku memilih tempat kuliah pilihan orang
tuaku, tidak akan mengeluarkan biaya banyak bahkan aku bisa kuliah gratis,
namun tekan yang kuat dan aku tidak ingin menghadapi aturan yang berlebihan dan
membuat aku tertekan dengan kondisi tersebut, dan resiko biaya kuliah pun
menjadi beban orang tua dan saya.
Singkat cerita, aku daftar dengan
teman sekolah saya yang kebetulan sedang berada di garut, dan ia pun akan melanjutkan
kuliah di perguruan tinggi yang berbeda. Kulangkahkan niatku untuk bisa masuk
perguruan tinggi yang aku inginkan, masuk ke lorong kampus dan aku terpikat
dengan jurusan yang sepertinya aku bisa memilihnya sebagai jurusan kuliahku
ini. Tidak menunggu lama, aku daftar dan membayar uang pendaftaran. Selesai
sudah proses pendaftaran dan tinggal menunggi seleksi. Setelah itu, aku kembali
ke tempat dimana saya tinggal sementara di salah satu kampus, keesokan harinya
aku izin untuk pulang dan meskipun agak sedikit dicegah, namun inilah
keputusanku. Akhirnya aku bisa kembali ke rumah dan mempersiapkan untuk
mengikuti tes di kampus yang aku pilih. Awalnya aku ingin masuk kuliah
kesehatan, tapi saya pikir-pikir takut nantinya biaya tidak tercukupi, dan
memutuskan untuk kuliah di tempat lan.
Panggilan tes pun sudah saya
terima, tidak menunggu lama dan hari itu pun aku berangkat dari rumah ke Garut
kota dan menempuh waktu 3 jam lebih harus berangkat subuh agar sampai di lokasi
tes pagi. Tes berlangsung lancar dan hari itu juga diumumkan, akupun lulus tes
dan itupun gelombang terakir aku ikuti. Selanjutnya, aku mengikuti OSPEK dan
memberanikan diri untuk datang ke Garut sendiri mencari tempat kost, dan
akhirnya aku dapat tempat kost yang cukup strategis, murah, dan bertemu dengan
teman sekolahku dulu. Hari demi hari kulewati dengan penuh suka dan duka, sampai
biaya kuliah pun sering dicicil, terlambat adalah problema setiap semesterku
yang harus dihadapi. Namun, perjuanganku tidak terhenti sampai disitu, keinginan
yang kuat untuk bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik, akupun berusaha
sebisa mungkin meringankan biaya hidup dengan berjualan, meskipun keuntungannya
tidak seberapa, namun kerja kerasku berbuah hasil. Setetes keringat dan setiap
langkah aku lakukan hanya untuk mendapat pundi-pundi rupiah hanya untuk
menambah biaya kuliah, biaya kost dan makan sehari-hari.
Tahun dari tahun berlalu, akupun
banyak memiliki kenalan, yaitu teman-temanku yang banyak membantu baik secara
materi maupun moril. Alhamdulillah sampai saat ini jasa mereka selalu kuingat, aku
bisa pinjam uang untuk biaya kuliah yang sering telat di kirim orang tua, terkadang
di kampus pun jika teman-teman ngajak nongkrong atau jajan, aku sering memberi
alasan bahwa aku sedang puasa atau sudah kenyang, padahal uangku takut tidak
cukup untuk nanti, besok dan seterusnya. Tapi, kadang-kadang aku juga suka ikut
makan-makan dengan uangku yang lebih. Dan di semester 5 aku pun mendapatkan
beasiswa, Alhamdulillah sampai selesai kuliah aku tidak membayar biaya ke
kampus. Hanya waktu wisuda saja saya membayar biaya dan itupun tidak lebih dari
1 juta. Masa skripsi aku pun penuh dengan tantangan, namun bisa kulewati sampai
saya bisa lulus tepat waktu.
Selesainya kuliah, aku pun tidak
mudah mendapatkan pekerjaan, akhirnya aku muali berbisnis kerajinan tangan
bersama sahabatku, Alhamdulillah dari hasilnya bisa buat bayar kost dan makan
sehari-hari, selain itu juga di moment Ramadhan aku gunakan untuk berjualan
kolak, meskipun tidak berlangsung lama, aku mendapatkan pekerjaan dan harus pergi
ke Jakarta menempuh training. Kurang lebih 1 setengah bulan, dan aku kembai ke
Garut untuk menjalani masa kontrak kerja selama setahun. Selesai kontrak, pekerjaan
ku tidak di perpanjang lagi karena alasan tertentu. Dan akhirnya aku beralih
profesi menjadi penulis artikel, dan penghasilanku sehari-hari terpenuhi dari
menulis.
Sampai sekarang masa-masa itu
selalu aku kenang, suka dan duka kulewati dengan begitu indah, dan setiap
proses itu aku lewati dengan penuh kesabaran, keyakinan yang kuat dan suatu
saat nanti aku akan menjadi orang sukses, entah kapan dan dimana hal itu akan
terjadi. Namun, aku pasti yakin, Allah akan memberikan jalan terbaik bagi
setiap hambanya yang sabar. Hidup ini memang keras, perlu adanya perjuangan untuk
menyertai jalan hidup ini, tidak ada orang sukses yng tidak meninggalkan kenagan
pahit dalam hidupnya. Jika sukses nanti, ada banyak cerita dan kenangan yang
bisa dibagi kepada orang lain sebagi motivasi hidup. Terima kasih selama 7
tahun ini aku bisa melewati berbagai halang rintangn kehidupan, semoga di thaun
ini juga aku mendapatkan pekerjaan yang layak, bisa menghidupi keluarga dan memberi
kebahagiaan bagi orang-orang yang aku cintai. Terima kasih juga kawan-kawan
yang selalu mendukung aku dari awal sampai sekarang, jasa-jasa kalian akan
selalu terkenang. Meskipun aku tidak bisa membayarnya dengan uang, tapi kalian
selalu ada dalam doa-doaku, terima kasih juga kepada orang tua dan keluarga yng
sangat berperan penting dalam kehidupanku ini, doa dan materi yang kalian
berikan sangat membantu sekali.
Semoga tulisan ini dapat
menginspirasi bagi pembaca semunya, bahwa hidup itu jangan dibut rumit, jalani
apa adanya, dan jika kita ingin berubah, maka rubahlah situasi kalian sat ini,
insy Allah ada jalan bagi setiap orang-orang yang soleh dan sabar dalam
menjalani hidup yang penuh cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar